Wednesday, December 24, 2008

My Bag & My Mind

My Bag:


Setiap hari, sebagian besar dari kita membawa tas kerja dalam perjalanan pergi dan pulang kantor. Untuk kaum wanita, tas merupakan salah satu atribut penampilan yang penting.

Waktu libur, cobalah kita bongkar semua isi tas kita. Ternyata sepertiga atau separuh dari isi tas itu adalah barang yang sudah tidak kita perlukan : struk ATM yang sudah buram, bungkus tissue, agenda atau buku yang jarang dibaca, sekumpulan uang logam, ballpoint yang sudah macet, kumpulan tagihan kartu kredit bulan-bulan lalu dsb. Meskipun mungkin ringan, tetapi barang-barang yang tidak diperlukan itu terus menambah berat tas kita... sehingga

kita harus membuang barang-barang tidak berguna yang membebani tas kita....

My Mind:

Mirip dengan my bag di atas, pikiran kita (tanpa kita sadari) selama ini sering kita bebani dengan hal-hal yang

tidak perlu juga : penyesalan masa lalu, rasa kecewa, kejengkelan dan iri kepada rekan kerja lain, sikap egois dan kurang kooperatif, perasaan tidak puas atas kondisi yang terjadi, snobisme, obsesi-obsesi yang kurang realistis, konflik keluarga dsb.

Pikiran-pikiran yang tidak perlu itu akan terus membebani perjalanan hidup kita, sehingga dampaknya, wajah akan kelihatan kurang bersinar, suntuk/jutek, punggung terasa berat (karena pikiran berkorelasi dengan punggung), stress, hidup kurang nyaman dan yang paling parah adalah kita akan selalu membenci hal-hal yang tidak sesuai dengan kemauan kita, dsb.

Yang harus kita lakukan adalah sama dengan apa yang kita lakukan dengan my bag di atas, buanglah segala beban pikiran yang tidak ada manfaatnya itu.



Percayalah, hidup Anda di hari berikutnya terasa jauuuuuhhhh lebih nyaman....

Makanan akan terasa lebih enak.... Kita akan lebih jarang sakit..

Bekerja menjadi lebih nyaman meskipun kita menghadapi rutinitas yang itu itu saja dan juga kita menghadapi

orang-orang yang kadang membuat kita menjadi tidak betah untuk terus bekerja....

Ciptakan "POSITIF THINKING" disetiap pagi ketika kita bangun tidur, karena pikiran itu erat sekali kaitannya dengan fisik kita.... Biarkan positif thinking itu bekerja di dalam diri kita hingga akhirnya, keindahan hari itu akan ditentukan oleh kita dan cara pandang kita dalam menghadapi dan menyelesaikan setiap masalah.



All The Best For You,

Komputer Taon Jebot dan Harganya yang bikin lo termehek2

Komputer Taon Jebot dan Harganya yang bikin lo termehek2

Ini harga komputer2 taon jebot pada saat pertama kali di launching

1. Radio Shack TRS - 80 Model II (1979)
Price : $3,450 (32K RAM)
$3,899 (64 K Ram)



2. Osborne 1 - Considered to be the first portable computer (1981)
Price : $1,795 (32K RAM)



3. Otrona Attache (1982)
Price : $3,995 (64K RAM)



4. Apple Lisa (1983)
Price : $9,995 (1MB)



5. Apple III (1981)
Price : $3,495 (128K RAM)
$3,815 (w/ monitor)



6. Compaq Portable III (1987)
Price : $4,999 (20MB HD)
$5,799 (40MB HD)



7. Dynabyte (1981)
Price : $2,375 (64K RAM)



8. IBM 5120 (1980)
Price : $9,340 (w/ printer)



9. IBM Portable PC 5155 (1984)
Price : $4,225 (256 - 640K RAM)



Dan inilah sang bintangnya....sekedar info..IBM Portable PC baru2 ini laku terjual di ebay dengan harga $10 hahahahaha
10. IBM Portable PC (1975)
Price : $19,975 (64K RAM)


Hehehhehe siapa tau ada yang mau cari referensi komputer jaman jebot

Air Mata Rasulullah

Tak bosan-bosan rasanya membaca kisah ini...

AIRMATA RASULULLAH SAW...
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan
salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya
masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam", kata Fatimah yang membalikkan
badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan
bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?"
"Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,"
tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan
pandangan yang menggetarkan.

Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak d ike nang.

"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang
memisahkan pertemuan di dunia.
Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan
tangisnya.. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan
kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.

Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit
dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?", tanya Rasululllah
dengan suara yang amat lemah.
"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu.
"Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril.
Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh
kecemasan. "Engkau tidak senang mendengar khabar ini?", tanya Jibril lagi.
"Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"
"Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah
berfirman kepadaku: "Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat
Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh
Rasulullah di tari k.

Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya
menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."
Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya
menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.

"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?"
Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata
Jibril.
Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak
tertahankan lagi.

"Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini
kepadaku, jangan pada umatku."
Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.
Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, ! Ali segera
mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku"
"peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."

Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan.
Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan
telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

"Ummatii,ummatii, mmatiii?" - "Umatku, umatku, umatku"
Dan, berakhirlah hidup manusia mu lia yang memberi sinaran itu.
Kini, mampukah kita mencintai sepertinya?
Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi

Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

Menjual Keperawanan

Sesuatu yang dilakukan dengan ikhlas “Tuhan pasti menjawab”

MENJUAL KEPERAWANAN

Wanita itu berjalan agak ragu memasuki hotel berbintang lima . Sang petugas satpam yang berdiri di samping pintu hotel menangkap kecurigaan pada wanita itu.

Tapi dia hanya memandang saja dengan awas ke arah langkah wanita itu yang kemudian mengambil tempat duduk di lounge yang agak di pojok.

Petugas satpam itu memperhatikan sekian lama, ada sesuatu yang harus dicurigainya terhadap wanita itu. Karena dua kali waiter mendatanginya tapi, wanita itu hanya menggelengkan kepala. Mejanya masih kosong. Tak ada yang dipesan. Lantas untuk apa wanita itu duduk seorang diri. Adakah seseorang yang sedang ditunggunya.

Petugas satpam itu mulai berpikir bahwa wanita itu bukanlah tipe wanita nakal yang biasa mencari mangsa di hotel ini. Usianya nampak belum terlalu dewasa. Tapi tak bisa dibilang anak-anak. Sekitar usia remaja yang tengah beranjak dewasa.

Setelah sekian lama, akhirnya memaksa petugas satpam itu untuk mendekati meja wanita itu dan bertanya:

'' Maaf, nona ... Apakah anda sedang menunggu seseorang? "
'' Tidak! '' Jawab wanita itu sambil mengalihkan wajahnya ke tempat lain.
'' Lantas untuk apa anda duduk di sini?"
'' Apakah tidak boleh? '' Wanita itu mulai memandang ke arah sang petugas satpam..
'' Maaf, Nona. Ini tempat berkelas dan hanya diperuntukan bagi orang yang ingin menikmati layanan kami.''
'' Maksud, bapak? "
'' Anda harus memesan sesuatu untuk bisa duduk disini ''
'' Nanti saya akan pesan setelah saya ada uang.

Tapi sekarang, izinkanlah saya duduk di sini untuk sesuatu yang akan saya jual '' Kata wanita itu dengan suara lambat.

'' Jual? Apakah anda menjual sesuatu di sini? ''

Petugas satpam itu memperhatikan wanita itu. Tak nampak ada barang yang akan dijual. Mungkin wanita ini adalah pramuniaga yang hanya membawa brosur.

'' Ok, lah. Apapun yang akan anda jual, ini bukanlah tempat untuk berjualan. Mohon mengerti. ''
'' Saya ingin menjual diri saya, '' Kata wanita itu dengan tegas sambil menatap dalam-dalam kearah petugas satpam itu.

Petugas satpam itu terkesima sambil melihat ke kiri dan ke kanan.
'' Mari ikut saya, '' Kata petugas satpam itu memberikan isyarat dengan tangannya.

Wanita itu menangkap sesuatu tindakan kooperativ karena ada secuil senyum di wajah petugas satpam itu. Tanpa ragu wanita itu melangkah mengikuti petugas satpam itu.

Di koridor hotel itu terdapat kursi yang hanya untuk satu orang. Di sebelahnya ada telepon antar ruangan yang tersedia khusus bagi pengunjung yang ingin menghubungi penghuni kamar di hotel ini. Di tempat inilah deal berlangsung.

'' Apakah anda serius? ''
'' Saya serius '' Jawab wanita itu tegas.
'' Berapa tarif yang anda minta? ''
'' Setinggi-tingginya. .' '
'' Mengapa?" Petugas satpam itu terkejut sambil menatap wanita itu.
'' Saya masih perawan ''
'' Perawan? '' Sekarang petugas satpam itu benar-benar terperanjat. Tapi wajahnya berseri. Peluang emas untuk mendapatkan rezeki berlebih hari ini.. Pikirnya
'' Bagaimana saya tahu anda masih perawan?''
'' Gampang sekali. Semua pria dewasa tahu membedakan mana perawan dan mana bukan.. Ya kan ...''
'' Kalau tidak terbukti? "
'' Tidak usah bayar ...''
'' Baiklah ...'' Petugas satpam itu menghela napas. Kemudian melirik ke kiri dan ke kanan.
'' Saya akan membantu mendapatkan pria kaya yang ingin membeli keperawanan anda. ''
'' Cobalah. ''
'' Berapa tarif yang diminta? ''
'' Setinggi-tingginya. ''
'' Berapa? ''
'' Setinggi-tingginya. Saya tidak tahu berapa? ''
'' Baiklah. Saya akan tawarkan kepada tamu hotel ini. Tunggu sebentar ya. ''

Petugas satpam itu berlalu dari hadapan wanita itu.

Tak berapa lama kemudian, petugas satpam itu datang lagi dengan wajah cerah.

'' Saya sudah dapatkan seorang penawar. Dia minta Rp. 5 juta. Bagaimana? ''
'' Tidak adakah yang lebih tinggi? ''
'' Ini termasuk yang tertinggi, '' Petugas satpam itu mencoba meyakinkan.
'' Saya ingin yang lebih tinggi...''
'' Baiklah. Tunggu disini ...'' Petugas satpam itu berlalu.

Tak berapa lama petugas satpam itu datang lagi dengan wajah lebih berseri.

'' Saya dapatkan harga yang lebih tinggi. Rp. 6 juta rupiah. Bagaimana? ''
'' Tidak adakah yang lebih tinggi? ''
'' Nona, ini harga sangat pantas untuk anda. Cobalah bayangkan, bila anda diperkosa oleh pria, anda tidak akan mendapatkan apa apa. Atau andai perawan anda diambil oleh pacar anda, andapun tidak akan mendapatkan apa apa, kecuali janji.

Dengan uang Rp. 6 juta anda akan menikmati layanan hotel berbintang untuk semalam dan keesokan paginya anda bisa melupakan semuanya dengan membawa uang banyak. Dan lagi, anda juga telah berbuat baik terhadap saya.
Karena saya akan mendapatkan komisi dari transaksi ini dari tamu hotel. Adilkan. Kita sama-sama butuh ... ''

'' Saya ingin tawaran tertinggi ... '' Jawab wanita itu, tanpa peduli dengan celoteh petugas satpam itu.

Petugas satpam itu terdiam. Namun tidak kehilangan semangat.

'' Baiklah, saya akan carikan tamu lainnya. Tapi sebaiknya anda ikut saya. Tolong kancing baju anda disingkapkan sedikit.
Agar ada sesuatu yang memancing mata orang untuk membeli. '' Kata petugas satpam itu dengan agak kesal.

Wanita itu tak peduli dengan saran petugas satpam itu tapi tetap mengikuti langkah petugas satpam itu memasuki lift.

Pintu kamar hotel itu terbuka. Dari dalam nampak pria bermata sipit agak berumur tersenyum menatap mereka berdua.

'' Ini yang saya maksud, tuan. Apakah tuan berminat? " Kata petugas satpam itu dengan sopan.
Pria bermata sipit itu menatap dengan seksama ke sekujur tubuh wanita itu ...
'' Berapa? '' Tanya pria itu kepada Wanita itu.
'' Setinggi-tingginya '' Jawab wanita itu dengan tegas.
'' Berapa harga tertinggi yang sudah ditawar orang? '' Kata pria itu kepada sang petugas satpam.
'' Rp.. 6 juta, tuan ''
'' Kalau begitu saya berani dengan harga Rp. 7 juta untuk semalam. ''
Wanita itu terdiam.

Petugas satpam itu memandang ke arah wanita itu dan berharap ada jawaban bagus dari wanita itu.

'' Bagaimana? '' tanya pria itu.
''Saya ingin lebih tinggi lagi ...'' Kata wanita itu.
Petugas satpam itu tersenyum kecut.
'' Bawa pergi wanita ini. '' Kata pria itu kepada petugas satpam sambil menutup pintu kamar dengan keras.
'' Nona, anda telah membuat saya kesal. Apakah anda benar benar ingin menjual? ''
'' Tentu! ''
'' Kalau begitu mengapa anda menolak harga tertinggi itu ... ''
'' Saya minta yang lebih tinggi lagi ...''

Petugas satpam itu menghela napas panjang. Seakan menahan emosi. Dia pun tak ingin kesempatan ini hilang.

Dicobanya untuk tetap membuat wanita itu merasa nyaman bersamanya.

'' Kalau begitu, kamu tunggu di tempat tadi saja, ya. Saya akan mencoba mencari penawar yang lainnya. ''

Di lobi hotel, petugas satpam itu berusaha memandang satu per satu pria yang ada. Berusaha mencari langganan yang biasa memesan wanita melaluinya. Sudah sekian lama, tak ada yang nampak dikenalnya. Namun, tak begitu jauh dari hadapannya ada seorang pria yang sedang berbicara lewat telepon genggamnya.

'' Bukankah kemarin saya sudah kasih kamu uang 25 juta Rupiah.
Apakah itu tidak cukup? " Terdengar suara pria itu berbicara.
Wajah pria itu nampak masam seketika
'' Datanglah kemari. Saya tunggu. Saya kangen kamu.
Kan sudah seminggu lebih kita engga ketemu, ya sayang?! ''
Kini petugas satpam itu tahu, bahwa pria itu sedang berbicara dengan wanita.
Kemudian, dilihatnya, pria itu menutup teleponnya. Ada kekesalan di wajah pria itu.

Dengan tenang, petugas satpam itu berkata kepada Pria itu: '' Pak, apakah anda butuh wanita ... ??? ''

Pria itu menatap sekilas kearah petugas satpam dan kemudian memalingkan wajahnya.

'' Ada wanita yang duduk disana, '' Petugas satpam itu menujuk kearah wanita tadi.
Petugas satpam itu tak kehilangan akal untuk memanfaatkan peluang ini.
"Dia masih perawan..''
Pria itu mendekati petugas satpam itu.
Wajah mereka hanya berjarak setengah meter. '' Benarkah itu? ''
'' Benar, pak. ''
'' Kalau begitu kenalkan saya dengan wanita itu ... ''
'' Dengan senang hati. Tapi, pak ...Wanita itu minta harga setinggi tingginya.''
'' Saya tidak peduli ... '' Pria itu menjawab dengan tegas.

Pria itu menyalami hangat wanita itu.

'' Bapak ini siap membayar berapapun yang kamu minta. Nah, sekarang seriuslah ....'' Kata petugas satpam itu dengan nada kesal.
'' Mari kita bicara di kamar saja.'' Kata pria itu sambil menyisipkan uang kepada petugas satpam itu.

Wanita itu mengikuti pria itu menuju kamarnya.

Di dalam kamar ...

'' Beritahu berapa harga yang kamu minta? ''
'' Seharga untuk kesembuhan ibu saya dari penyakit ''
'' Maksud kamu? ''
'' Saya ingin menjual satu satunya harta dan kehormatan saya untuk kesembuhan ibu saya.

Itulah cara saya berterima kasih .... ''
'' Hanya itu ...''
'' Ya ...! ''

Pria itu memperhatikan wajah wanita itu. Nampak terlalu muda untuk menjual kehormatannya. Wanita ini tidak menjual cintanya. Tidak pula menjual penderitaannya.

Tidak! Dia hanya ingin tampil sebagai petarung gagah berani di tengah kehidupan sosial yang tak lagi gratis. Pria ini sadar, bahwa di hadapannya ada sesuatu kehormatan yang tak ternilai. Melebihi dari kehormatan sebuah perawan bagi wanita. Yaitu keteguhan untuk sebuah pengorbanan tanpa ada rasa sesal. Wanta ini tidak melawan gelombang laut melainkan ikut kemana gelombang membawa dia pergi. Ada kepasrahan diatas keyakinan tak tertandingi. Bahwa kehormatan akan selalu bernilai dan dibeli oleh orang terhormat pula dengan cara-cara terhormat.

'' Siapa nama kamu? ''
'' Itu tidak penting. Sebutkanlah harga yang bisa bapak bayar ... '' Kata wanita itu
'' Saya tak bisa menyebutkan harganya. Karena kamu bukanlah sesuatu yang pantas ditawar. ''
''Kalau begitu, tidak ada kesepakatan! ''
'' Ada ! " Kata pria itu seketika.
'' Sebutkan! ''
'' Saya membayar keberanianmu. Itulah yang dapat saya beli dari kamu. Terimalah uang ini.
Jumlahnya lebih dari cukup untuk membawa ibumu ke rumah sakit.
Dan sekarang pulanglah ... '' Kata pria itu sambil menyerahkan uang dari dalam tas kerjanya.
'' Saya tidak mengerti ...''

'' Selama ini saya selalu memanjakan istri simpanan saya.
Dia menikmati semua pemberian saya tapi dia tak pernah berterima kasih. Selalu memeras. Sekali saya memberi maka selamanya dia selalu meminta.
Tapi hari ini, saya bisa membeli rasa terima kasih dari seorang wanita yang gagah berani untuk berkorban bagi orang tuanya.
Ini suatu kehormatan yang tak ada nilainya bila saya bisa membayar ...''

'' Dan, apakah bapak ikhlas...? ''
'' Apakah uang itu kurang? ''
'' Lebih dari cukup, pak ... ''
'' Sebelum kamu pergi, boleh saya bertanya satu hal? ''
'' Silahkan ...''
'' Mengapa kamu begitu beraninya ... ''
'' Siapa bilang saya berani. Saya takut pak ...
Tapi lebih dari seminggu saya berupaya mendapatkan cara untuk membawa ibu saya ke rumah sakit dan semuanya gagal.
Ketika saya mengambil keputusan untuk menjual kehormatan saya maka itu bukanlah karena dorongan nafsu.
Bukan pula pertimbangan akal saya yang `bodoh` ... Saya hanya bersikap dan berbuat untuk sebuah keyakinan ... ''

'' Keyakinan apa? ''
'' Jika kita ikhlas berkorban untuk ibu atau siapa saja, maka Tuhan lah yang akan menjaga kehormatan kita ... '' Wanita itu kemudian melangkah keluar
kamar.
Sebelum sampai di pintu wanita itu berkata:
'' Lantas apa yang bapak dapat dari membeli ini ... ''
'' Kesadaran... ''

.. . .

Di sebuah rumah di pemukiman kumuh. Seorang ibu yang sedang terbaring sakit dikejutkan oleh dekapan hangat anaknya.

'' Kamu sudah pulang, nak ''
'' Ya, bu ... ''
'' Kemana saja kamu, nak ... ???''
'' Menjual sesuatu, bu ... ''

'' Apa yang kamu jual?'' Ibu itu menampakkan wajah keheranan. Tapi wanita muda itu hanya tersenyum ...

Hidup sebagai yatim lagi miskin terlalu sia-sia untuk diratapi di tengah kehidupan yang serba pongah ini. Di tengah situasi yang tak ada lagi yang gratis. Semua orang berdagang. Membeli dan menjual adalah keseharian yang tak bisa dielakan. Tapi Tuhan selalu memberi tanpa pamrih, tanpa perhitungan ....

'' Kini saatnya ibu untuk berobat ... ''

Digendongnya ibunya dari pembaringan, sambil berkata: '' Tuhan telah membeli yang saya jual... ''.

Taksi yang tadi ditumpanginya dari hotel masih setia menunggu di depan rumahnya. Dimasukannya ibunya ke dalam taksi dengan hati-hati dan berkata kepada supir taksi: '' Antar kami kerumah sakit ...''

Share {B carefull}

Ini kejadian hampir 2 thn yg lalu...

Mungkin kmrn kawan2 gw banyak yg bingung ama status YM gw (terbukti banyak yg nanya :P ) dmn kmrn itu gw pasang status "rekcus lleh d ot og nmad" kl msh bingung juga silahkan baca dr belakang hihi (suatu bentuk kekesalan yg tak ingin diketahui orang banyak)

ok, pointnya sbnernya bukan disitu..

poinnya adalah apa yg bikin gw kesel.. jd b’gini kmrn Rabu, 14 Feb 07 (F**k Vday) skitar jam 12an (pas jam mkn siang) hp gw bunyi gw liat nomor kk gw "M’Rin" pas gw angkat tmnnya "Amel" yg ngomong (disini prasaan gw dah ga enak bet soalnya kl dia yg ngomong duluan pasti kabar ga bagus, pengalaman yg udah2) ngabarin kl kk ipar gw "Mas Sus"(suami dr kk gw "M’Nur") mengalami kecelakaan. Akhirnya gw yang syok abis, ga karu2an ampe muka gw panas (tp brusaha buat stenang mungkin). Kebetulan pas mkn siang alhasil mknan cm gw aduk2 doank dan gw blm punya nyali u/ crita k tmn2 gw. Untuk telp ke rumah pun nyali gw ciut krn takut denger kabar yg paling buruk.. trus terang gw parno bet kl dah denger kabar kek2 gini scara th lalu gw kehilangan my luvly nephew.
Akhirnya gw kasih tau kk gw "Sil" kl ipar gw kcelakaan trs gw minta dia yg telp ke rumah. Dan ga gt lama dia telp balik ke gw blng bener kk gw lagi nangis2 di rmh. Trs gw niat mo ijin pulang tp tunggu jam mkn siang selesai soalnya mesti ijin dl ke Bos n HRD. Jam mkn siang blm kelar skitar jam 12.30an hp gw bunyi lagi gw liat itu nomor kk ipar gw yg dikabarkan kecelakaan td, gw takut bet angkat ngeri "ada apa" tp akhrnya gw angkat juga.

Me : "Hallo.." (sambil deg2an)
Penelfon : "Hallo.."
Me : "Ya, ini siapa??" (gw pikir org lain)
Penelfon : "Mas Sus" (Gw ga yakin)
Me : "Ini siapa??????!!!" (negesin lagi)
Penelfon : "Mas Sus!!"
Me : (heran campur senang) "Loh ktnya mas kecelakaan??"
Penelfon : "Engga, itu siapa yg ngabarin? Orang aku gapapa koq..Nomor hp Rin koq ga bs dihub, nomornya brp??" (Udh mulai curiga kl ada yg ga beres)
Me : "02193030***, ya udh tar aku coba telp mba’rin"
Penelfon : "Y udh, aku coba telp dia dl"
Me : "Ok" (Klik)

Langsung gw telp ke nomor mba’Rin tnyata nada sibuk terus, trs gw telp ke ktrnya dia tmnnya (Mba’Pepen) yg angkat, pas gw tanya m’rin dy blng kl m’Rin dah jalan (gw mikirnya jalan ke RS) trs gw blng ma m’pepen kl mas Sus gapapa, dia kaget ‘n bilang "HAAAA???!! DUITNYA DAH DITRANSFER!!" langsung cetrek!! telp mati (mungkin dy langsung hub m’Rin). Selang bbrapa menit kemudian hp gw bunyi lagi (dr m’Rin) lagi2 suara Amel yg gw denger.
Amel : "Puput,M’Rin kna tipu.."
Me : "Hah?? Skrng mn m’Rinnya??"
Amel : "Ada, tp takut ngomong" (wologh.. kk gw yg paling preman ga brani ngomong ma gw)
Me : "Coba aku mo ngomong donk ma m’Rin"
(akhirnya mo ngomong jg doi)
M’Rin: "Puput, aku ketipu.." (Alamaaaaakkkkk..)
Me : "Ya..ya.. dah transfer brp??
M’Rin: "9,7 jt"
Me : "Haaaaaaaaaa?? M’Rin gmn siy ga cek2 dl? (reflek..ptanyaan gw anggep ptanyaan paling bodoh krn menyudutkan kk gw)
M’Rin: "Ya mn tau kl mo ditipu, aku td panik bgt" (dg nada memelas yg bikin gw sadar akan ptanyaan bodoh gw)
Me : "Ya udahlah, yg penting mas Sus gpp,bla bla bla…."

ya udah, abis telp ditutup, gw langsung sms M’Rin buat kasih support ke dia gt. Back to Job (walopun msh syok) gw pikir tar gw bakal m’pejelas critanya kl dah ampe rmh.

Pas udh di rmh, kk gw (M’Nur) crita ttg PENIPUAN itu.

Jadi critanya jam 11.30an ada yg telp ke rmh (kbetulan M’Nur yg angkat) dpt kabar kl suaminya kecelakaan ada di RS Mitra Bksi keadaannya kritis/koma dan hrs segera ditangani(operasi kali mksdnya ya??) dan u/ menangani itu butuh DP sebesar 9,7 jt saat itu juga dan uangnya minta ditransfer ke no rek yg disebutin si penipu(dg usaha buat ngyakinin kk gw banget yg omongan detailnya gw ga tau), nah trs krn memang kk gw itu panikan dan lg sndiri di rmh,sambil nangis dia blng lg ga pegang uang sgitu (dg msh ngyakinin bener si penipu itu minta pokoknya kl sampe jam 12.30 ga ditransfer mk suaminya bs "lewat") tambah paniklah kk gw itu. trs akhrnya dia hub kk gw M’Rin crita ngasih tau kbr itu,dan M’Rin yg diminta ngomong ama si Penipu itu. Akhrnya M’Rin ikut2an panik sampai akhirnya dia mentransfer uang itu.

Pasti ada ptanyaan "Kenapa ga coba hub hp Mas Sus dl??" , UDAH.. dan ga aktif. t’nyata baru diketahui antara jam 11-12 itu si penipu telp ke hp Mas Sus minta hpnya dimatikan dg alasan ada gangguan jalur registrasi(whateva lah yg jelas pnipu itu ngaku2 org Telkomsel), akhrnya dmatiin sbntar trs dinyalain lagi trs ditelp lg jgn dinyalain dulu sampai 3x begitu.Nah krn dihub ga bs2 itu smkin ngyakinin kk gw kl kabar itu bener krn hp ipar gw itu slalu standby.

Udah gitu yg bikin smakin yakin M’Rin, krn entah kenapa pas m’Rin telp ke rmh M’Nur (buat mastiin lg) yang angkat cow dan ngaku2 Pak RT stempat dan dia blng kl M’Nur dah ke RS trs yg jagain rmh Pak RT n tetangga2 deket situ.(Padahal versi m’Nur ga ada telp msk saat itu)
Karena itu M’Rin langsung buru2 transfer ke rek td krn dia pikir M’Nur dah di RS (namanya orng panik suka "grusa grusu" ga sempet mikir panjang yg ada di otak cm gmn caranya kk ipar gw itu selamat, padahal dah diingetin ma tmn2nya supaya jgn transfer langsung dianter aj. Mengingat jarak Jakarta-Bekasi lumayan jauh {dibanding soal waktunya lebih cepet ditransfer} yah akhrnya ditransfer juga)

sedangkan yg di Bekasi sambil mastiin kabar itu maka telp ke Rental (kbetulan kk ipar gw itu buka rental) nah telp Rental itu punya yg punya kontrakan Rental itu, kl ga salah namanya Agus ato siapa gt.
Pas ditelp ke Rental nanya ama Agus itu ttng keberadaan kk ipar gw itu, dia bilang ipar gw ga ada di rental. Akhirnya krn msh ga yakin dan curiga akhirnya ipar gw yg cew M’Shani (kebetulan rumahnya deket) nyusulin ke Rental. Eh tnyata kk ipar gw Mas Sus ada disana… Gggggggrrrrrrrr pas itu langsung M’Sani ngasih tau kl di rmh lg pd ribut (org jawa bilang "Mbanya’i"). Tau begitu kk gw lansung telp M’Rin mo blng jgn transfer uang tp ga bisa2..(Hpnya dibikin sibuk ma penipu itu krn yg ngurusin uang itu M’Rin)
Akhirnya bisa2 dihub tp dah tlambat, uang dah di tangan penipu (Sh*t)
Yg aneh lagi bgitu M’Nur sadar pas liat nomor rental itu tnyata itu salah nomornya..(loh salah aja nyambung) ga taunya tnyata yg angkat Orang2nya penipu itu juga. Gila… canggih bener.
Jadi nomor rumah di bekasi ama no ktr M’Rin itu nelp kemanapun juga nyambungnya ke "orang yang sama" (penipu,red)

Huh!! dongkol beneueeerrr.. tp udahlah, udah kejadian buat plajaran aja untuk kawan2 gw lebih hati2 yah?? hehehe sbenernya dulu gw pnah dpt email perciiiiiiiiiisss modus nya kek gini juga, cm kmrn gw ga tau kl ada acara transfer mentransfer geto.. telp ke rmh aja gw takut. Ga nyangka bakal kejadian di keluarga gw,moga si Penipu sgera dpt hidayah sblm dpt adzabnya (hehe mungkin skrng lagi pesta2 ato lg nyari hp di roxy ato lg buka no rekening baru :P) Mudah2an cepet tobat (gila lu nyawa org dipermainkan).Semoga Allah SWT membuka dan mengetuk "pintu hati" si Penipu. Amin.

heeeeeeeeeuuuh dah ah.. kerja lagih!!

Ulaaaar



Suatu pagi,

suara adzan subuh seolah jd alarm buat gw bangun pagi.. muales bet rasanya bangun, buka mata.. mulai ngitung 1..2..3..4..5..6..7.. tdr lagi (xixiixixi), ga gt lama melek lg (msh mls tp bangun jg).. gw ambil baju etc buat siap2 mandi.

Bgitu buka pintu kamar, gw liat benda panjang dlam hati "hah??? ulerrr??" gw tegesin lagi soalnya lampu luar kamar remang2 maklum lampu neon 5 watt, krn itu "uler" diem aja mknya gw tegesin lg ,ujung sono lancip (buntutnya) ujung sini nganga kek lg siaga siap2 nyaplok mangsanya. huh!! baru bangun tidur dah sport jantung dag dig dug der, kringet dingin. gw ga brani lewat krn itu "uler" masih disitu. mau triak msh pada tidur, trs gw msk kmr lg gw ambil kertas gw kuntel2 gw lemparin itu "uler" mksd hati biar itu uler pergi. eehhh ga ngaruh dieeeeem aja ga gerak2, trs gw ambil air di gelas aqua gw kepret2 (dr jauh) ga bergeming jg. tanpa gw sadar mthari dah agak nongol(dikittttt) gw disibukan ma "uler" itu. akhirnya gw kumpulin nyali buat ke kmr mandi (coz u/ k kmr mndi mau ga mau hrs lwtin "uler" itu). gw jalam pelaaaaaaaaan pelaaaaan (dah kek maling).. begitu sampe pintu kamar kk gw, gw ngibrrit ke kmr mandi, ngos2an pasti.. msh deg2an. mandi ga tenang. gw berharap selesai mandi "uler" itu dah ga ada disitu.

Seleesai mandi gw mo balik lg k kmr, pas gw lwt situ.. buusyyyeeeeeeeett itu "uler" masih ng’jogrok disitu. ffyyuuuuch. sumpeh kali ini gw ga brani lewat, gw duduk d kmr kk gw (untuk k kmr mndi hrs lwt kmr kk gw)…udh kek org bego gw tungguin tuh uler pegi. gw liat lagi, gw duduk lagi, gw liat lagi, gw duduk lagi gitu seterusnya ampe brp kali gw ga ngitung.

akhrnya gw triakin aja ponakan gw yg msh tdr dari kamar sebelah.. ga bangun2 bo.(huh kebluk).. gw duduk lagi, gw pabggil2 lg ponakan gw akhrnya bangun juga, trs dia tanya knp?? gw bilang coba lu kluar kamar deh liat di bawah tangga itu apaan??

trs dia kluar kamar, gw tunjuk.. itu ada uler eh dia loncat (kaget) pas dideketina ma die..

Dia blng : "ITU LINGGIS TAUUU??"

haaaa?? siaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaal…